JAKARTA, Indotimes.co.id — Maraknya aksi demonstrasi dan pernyataan sikap petani yang bermunculan di berbagai daerah beberapa hari terakhir mencerminkan tingginya kepedulian petani terhadap martabat dan kehormatan sektor pertanian Indonesia. Sejumlah kelompok petani menyuarakan kekecewaan atas pemberitaan dan infografis polemik beras busuk yang dinilai menyakiti petani, sekaligus menyampaikan dukungan moral kepada Kementerian Pertanian (Kementan). Fenomena ini turut memunculkan wacana demo tandingan dari sebagian kelompok, meskipun belum secara resmi digelar.
Menanggapi situasi tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, menghimbau seluruh petani dan pegawai untuk tidak melakukan demo atau aksi tandingan agar suasana tetap kondusif. Ia menegaskan bahwa sengketa antara Kementan dan Tempo telah resmi masuk ke ranah pengadilan sehingga seluruh proses penyelesaiannya harus diserahkan kepada mekanisme hukum yang berlaku.
“Permasalahan dengan Tempo sudah masuk pengadilan, jadi tidak ada alasan bagi petani maupun pegawai membuat demo tandingan. Kita ingin suasana tetap kondusif dan semua pihak bersatu menjaga martabat petani Indonesia. Tulisan dan infografis “Poles-Poles Beras Busuk” memang menyakiti 160 juta petani, tetapi mari kita percayakan semuanya pada proses hukum yang sedang berjalan,” ujar Arief Cahyono.
Arief menjelaskan bahwa prioritas Kementan saat ini adalah menjaga stabilitas dan kelancaran produksi pangan nasional. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah penting seperti penurunan harga pupuk hingga 20%, mempersiapkan hilirisasi pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan petani. Ia menambahkan bahwa kerja keras petani terbukti memberikan hasil luar biasa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras nasional Januari–Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, atau surplus 4,1 juta ton dibandingkan tahun 2024.
“Semua capaian ini berkat kerja keras petani. Pemerintah menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh petani Indonesia. Kita harus menjaga situasi tetap tenang dan tidak membiarkan kegaduhan mengganggu produksi pangan,” tegasnya.
Arief juga mengapresiasi dukungan moral dari berbagai kelompok petani yang menyuarakan solidaritas terhadap Kementan. Ia menegaskan bahwa gugatan Rp200 miliar terhadap Tempo bukan untuk membungkam pers dan menciderai kemerdekaan pers, melainkan untuk memperjuangkan kebenaran sesuai fakta, memulihkan martabat petani dan menjaga integritas informasi publik sesuai pedoman Dewan Pers. Sesuai yang tertera dalam dokumen gugatan, Tempo digugat membayar kerugian materiil Rp 19.173.000 dan kerugian imateriil Rp 200 miliar untuk disetor ke kas negara seluruhnya.
Sebagai informasi, dalam amanat Hari Pahlawan yang digelar di Kantor Pusat Kementan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa perjuangan seluruh jajaran Kementan adalah perjuangan untuk bangsa, bukan untuk pribadi.
“Jangan bela pribadi saya. Bela Kementerian Pertanian dan petani Indonesia. Banyak yang tidak senang kalau Indonesia berdaulat pangan, tetapi kita harus sabar dan terus bekerja. Semua ini demi Merah Putih,” ujar Mentan Amran.
Ia menekankan bahwa semangat kepahlawanan kini diwujudkan melalui kerja keras petani, penyuluh, dan pegawai lapangan yang memastikan pangan tersedia untuk seluruh rakyat Indonesia. Ia menyebut mereka sebagai pahlawan masa kini yang menjalankan perjuangan dengan ilmu, empati, dan pengabdian.
Mentan juga menyampaikan apresiasi kepada pegawai dan petugas lapangan yang jatuh sakit atau mengalami kecelakaan saat bertugas. Ia menyatakan bahwa biaya perawatan akan ditanggung Kementan. Jika kurang akan ditutup Mentan secara pribadi sebagai bentuk solidaritas sesama pejuang Merah Putih. Ia turut memaparkan berbagai capaian Kementan dalam satu tahun terakhir, mulai dari peningkatan laporan keuangan menjadi WTP, nilai reformasi birokrasi yang tinggi, apresiasi KPK terhadap integritas Kementan, hingga kontribusi pertanian terhadap PDB yang berada di titik tertinggi dalam sejarah.
“Insya Allah, Indonesia berada di ambang deklarasi swasembada pangan. Ini bukan keberhasilan saya, tetapi keberhasilan Anda semua. Anda adalah pahlawan-pahlawan pangan Indonesia,” ujarnya.
Menutup amanatnya, Amran menegaskan bahwa semangat “bekerja, bergerak, dan berdampak” adalah bentuk nyata penghormatan kepada para pahlawan bangsa.
“Pahlawanku kita, teladanku kita.Mari kita lanjutkan perjuangan dengan kerja keras, keikhlasan, dan cinta tanah air. Kedaulatan pangan adalah pengabdian tertinggi bagi Indonesia,” pungkasnya.














