Amelia Devy didampingi Manajer Timnas Sambo Indonesia Nurfirmanwansyah.

BOGOR, Indotimes.co.id – Tekad Amelia Devy untuk tampil sebaik mungkin pada ajang Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior atau World Youth and Junior Sambo Championship 2025, akhirnya membuahkan hasil membanggakan.

Mahasiswi semester 7 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini
tak menyia-nyiakan kesempatan langka nan prestise, dengan mempersembahkan medali perunggu kedua bagi kontingen Indonesia.

Pada hari kedua kejuaraan dunia Sambo remaja dan junior yang berlangsung di JSI Resort Convention Hall Megamendung Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/10), Devy yang bertanding di kategori Sport Sambo Junior +80 kilogram putri mampu lolos ke semifinal, hanya sayang dipaksa harus mengakui keunggulan Kira Safonova (FIAS 2/Belarusia).

Meski kalah pengidola legenda judo Indonesia Krisna Bayu OLY ini berhasil mendapatkan medali perunggu. Ini mendali perunggu kedua buat Timnas Sambo Indonesia setelah sebelumnya disumbangkan Handezka Vaktorias.
“Senang dan nggak menduga bisa mendapatkan medali perunggu,” ungkapnya dengan senyum bangga.

“Namun saya harus terus berlatih lebih keras lagi, setelah merasakan pertandingan melawan atlet FIAS 2 dan kalah. Tenaga dan stamina saya harus lebih ditingkatkan lagi,” imbuhnya

Putri pertama pasangan Dwi Arianto dan Putri Ariani ini ingin mengejar cita-cita tingginya di beladiri Sambo. “Saya mengidolakan pak Krisna Bayu dan pengin bisa juga mengikuti jejak prestasinya,” ungkapnya pula.

“Hanya saya sadar tak mudah untuk mewujudkannya. Saya harus terus keras berlatih, dan sesudah merasakan tanding di Kejuaraan Dunia ini kekuatan dan stamina harus lebih ditingkatkan lagi, jika memang ingin dapat bersaing di level internasional. Saya berharap bisa melakukan itu dengan bimbingan pelatihan,” terang atlet yang telah mempersembahkan dua medali emas di Porprov Jawa Tengah.

Devy yang lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 17 Mei 2008 ini sadar benar dirinya masih belum apa-apa sebagai atlet, sesudah merasakan tampil bertarung di Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025.

“Kayaknya saya meski berlatih lebih keras lagi. Tenagaku harus dikuatkan lagi, juga stamina karena persaingan di level dunia sangat berat dan sangat kompetitif,” tandasnya.