Jakarta, Indotimes.co.id – Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) mengadakan acara Soft Launching dan Bedah Buku “Politik Energi: Teori dan Aplikasi” yang merupakan rangkaian acara dari perayaan HUT PYC ke-6. Acara ini diselenggarakan secara daring dan dibuka oleh Filda C. Yusgiantoro selaku Ketua Umum PYC, sedangkan sebagai pengulas buku adalah Djoko Siswanto (Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional), Kardaya Warnika (Anggota DPR RI Komisi XI), Hikmahanto Juwana (Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani), dan Akhmad Hanan (Peneliti Purnomo Yusgiantoro Center) dengan moderator I Dewa Made Raditya Margenta (Peneliti Purnomo Yusgiantoro Center).

Profesor Purnomo Yusgiantoro menulis buku “Politik Energi: Teori dan Aplikasi” untuk memperkaya khazanah dalam teori dan praktis di sektor energi sehingga memiliki pemahaman secara holistik. Selain itu, buku ini akan melengkapi karya penulis sebelumnya mengenai Ekonomi Energi: Teori dan Aplikasi.

Pada sambutannya, Filda mengatakan PYC melihat bahwa sebuah think tank juga memiliki peran dan tanggung jawab dalam mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, seperti moto Bapak Purnomo yang selalu diingat yaitu “Education is a powerful bridge for one to make a change”. Buku ini ditulis berbekal pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai pemangku kebijakan. Buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa, akademisi, praktisi, perencana, hingga pengambil kebijaksanaan untuk memperkaya pengetahuan politik energi secara teoritis dan praktis .

Pembedah pertama adalah Hikmanto Juwana, Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani. Hikmahanto mengatakan bahwa buku ini sangat komprehensif jika berbicara mengenai energi. Buku ini ditulis dalam konteks Indonesia, sehingga buku ini jika diterjemahkan dapat menjadi referensi tidak hanya bagi publik/peneliti Indonesia saja tapi juga mancanegara. Lebih lanjut, Hikmahanto mengatakan jika buku ini berisi berbagai persoalan yang dihadapi di Indonesia dan hal tersebut dapat menjadi rujukan untuk masalah energi di Indonesia.

Pembedah kedua adalah Kardaya Warnika, Anggota DPR RI. Buku ini merupakan sumbangsih dari Pak Purnomo bagi praktisi, pembuat kebijakan, maupun mahasiswa dan peneliti yang melakukan riset di bidang energi. Dalam buku ini mencakup tentang perundang-undangan dan peraturan dalam konteks energi untuk mencapai tujuan energi nasional.

Pembedah ketiga adalah Djoko Siswanto, Sekretaris Jenderal DEN. Djoko mengatakan jika buku ini mencakup sejarah, latar belakang, dan data-data yang cukup akurat dengan analisis yang bagus yang membuat pembacanya tidak bosan. Pengaruh dari konflik Rusia-Ukraina juga dibahas dalam buku ini. Buku ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun roadmap menuju Net Zero Emission.

Pembedah keempat adalah Akhmad Hanan, Peneliti Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). Hanan mengatakan jika buku politik energi bisa menjadi rujukan baru literasi bagi praktisi, masyarakat dan akademisi. Bahasan buku ini mencakup tingkat yang paling rendah (mikro) sampai pada tingkat agregat (makro). Secara aplikatif jika diliha dari segi energi, buku ini mengulas terkait banyak isu di sektor energi. Lebih lanjut, Hanan mengatakan buku ini layak dibaca oleh semua kalangan untuk mempelajari lebih dalam mengenai sektor energi.

Selain itu hadir pula Prof. Subroto, Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia 1978-1988. Isu energi merupakan langkah yang sangat utama di energi pembangunan. Masalah energi adalah masalah yang sangat berkembang dan membutukan pengertian yang mendalam. Seperti apa yang disampaikan oleh presiden, perubahan secara nasional dan global mengenai energi itu cepat sekali. Antara legislatif dan masyarakat perlu ada komunikasi. Rakyat perlu dididik mengenai energi, tidak lagi energi itu murah tetapi energi harus bisa disediakan atas kemampuan rakyat. Yang penting adalah meningkatkan kemampuan rakyat supaya bisa membeli energi yang mau tidak mau terus meningkat.

Acara diakhiri dengan tanggapan dari penulis yaitu Purnomo Yusgiantoro. Purnomo mengatakan buku ini akan diperbaiki nantinya berdasarkan masukan-masukan dari para penanggap. Secara khusus Purnomo mengucapkan hormat dan terima kasih kepada Bapak Subroto karena telah ikut membedah buku ini. Terkait dengan subsidi harga, buku ini melengkapi buku pertama yaitu Ekonomi Energi: Teori dan Praktik yang membahas dari sisi ekonomi, sedangkan di buku ini dibahas dari sisi politik.

Terkait dengan Net-Zero emission, buku ini telah membahas terkait pembangunan. Net zero emission bukan berarti emisinya zero tetapi Net, yang mengeluarkan CO2 seimbang dengan yang menyerap CO2. Lebih lanjut, Purnomo mengatakan jika energi mendukung pertahanan negara, energi menjadi sumber daya bagi pertahanan negara dan jika pertahanan negara (Hanneg) mendukung energi, artinya hanneg melindungi cadangan energi.