JAKARTA, Indotimes.co.id – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB.PTMSI), DR.Datuk Tahir siap menggelontorkan dana Rp.100 juta untuk pembinaan di daerah. Pengurus Provinsi (Pengprov) PTMSI diminta segera membuat proposal program yang berkaitan dengan pembinaan.

”Namun subsidi dana 100 juta itu hanya untuk pembinaan atlet dan bukan untuk operasional organisasi seperti mengganji pengurus. Pengurus itu nggak digaji karena kita ini bekerja sosial,”kata Tahir di sela-sela Rakernas PB.PTMSI I/2018 di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Rabu (3/10).

Tahir menegaskan bahwa mulai saat ini Pengprov PTMSI mengedepankan kepentingan atlet. Tak ada lagi atlet Asian Games atau bukan Asian Games. Atlet jangan dibebani lagi dengan masalah, mereka konsentrasi latihan dan bertanding.

Menurut Tahir subsidi dana Rp.100 juta, selain untuk pembinaan atlet juga menggelar kejuaraan.”Saya akan mencoba membantu mencari sponsor di daerah melalui networking yang kami miliki. Harapan saya Pengprov harus mampu bermitra dengan sponsor,”kata Pimpinan Mayapada Grup ini.

Dalam kesempatan itu, Tahir juga minta dukungan KONI Pusat untuk mendorong KONI Provinsi agar merekomonndasikan Pengprov PTMSI yang di bawah naungan PB.PTMSI. Tanpa adanya dukungan atau rekomondasi KONI Provinsi, Pengprov PTMSI tak berhak menerima uang pembinaan.

Tahir mengaku sudah lelah dan capek dengan adanya konflik di PTMSI. Yang jadi korban adalah atlet. Contoh waktu Asian Games 2018 lalu, atlet dibuat bingung, entah ikut PTMSI yang mana. Padahal tujuan kita sama demi Merah Putih.

”Jujur aja, konflik PTMSI berdampak buruk terhadap pembinaan dan itu berimbas pula pada prestasi. Prestasi atlet kita di Asian Games 2018 sungguh menyedihkan dan PB.PTMSI tak mau kondisi itu dibiarkan terlalu lama,”ungkap Tahir.

Melalui Rakernas PTMSI kali ini, Tahir minta Pengurus PTMSI Provinsi merapatkan barisan untuk bersama-sama bangkit.Ia yakin prestasi tenis meja Indonesia akan bangkit asalkan kita memiliki komitmen kuat untuk memajukan tenis Indonesia.

Bercermin pada hasil buruk Asian Games 2018, PB.PTMSI akan menggelar seleksi nasional (seleknas) melalui Kejurnas. ”Sebelum masuk ruangan ini saya ngobrol ngobrol dengan Pak Mulyana bahwa Kemenpora akan minta cabor segera membuat proposal untuk menghadapi SEA Games 2019 di Filipina. Jadi Kejurnas ini paling tidak akan digelar paling cepat akhir November ini atau awal Desember,”imbuh Tahir.

Seleknas ini seperti dikatakan Tahir untuk pembinaan jangka panjang. Selain menghadapi SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 juga Asian Games 2022. Untuk SEA Games 2019 tenis meja harus mendapatkan medali emas, kualifikasi olimpiade harus ada atlet kita yang lolos.

Dengan pembinaan yang profesional dan konsepsional, Tahir optimis target itu bisa diwujudkan. Namun Tahir kurang berkenan dengan cara naturalisasi pemain asing seperti dar China. Pasalnya potensi kita sangat besar.

Sementara itu Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menyambut baik apa yang akan dilakukan PB.PTMSI. Tono menyebut, PB.PTMSI beruntung punya sosok pemimpin seperti Tahir.

”Saya salut dengan langkah-langkah nyata yang dilakukan Pak Tahir untuk memajukan tenis meja Indonesia.Subsidi dana Rp.100 juta kepada Pengprov sebagai stimulan awal menuju perbaikan tenis meja ke depan,”kata Tono.

Rakernas PB.PTMSI dibuka oleh Deputi IV Kemenpora Prof.DR Mulyana, dihadiri Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman serta seluruh Pengprov PTMSI di Indonesia.