JAKARTA , Indotimes.co.id – Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) pimpinan Airlangga Hartarto menunjukkan kepedulian terhadap korban bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Kepedulian tersebut diserahkan Sekjen PB WI, Ngatino yang didampingi Ketua Pengprov WI DKI Jakarta, Gunawan Tjokro ,di sela-sela even akbar wushu nasional yang bertajuk Indonesia Wushu All Games 2021 yang digelar di Stadion Tenis Indoor Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Kamis, (9/12).
Bantuan senilai Rp500 juta untuk korban bencana erupsi gunung Semeru yang disalurkan melalui Yellow Clinic, yang secara simbolis diterima Sekretaris Yellow Clinic, dr Linda Lukitari bersama dr Tiara.
“PB WI dan masyarakat wushu ikut prihatin dengan bencana erupsi Gunung Semeru. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat yang menjadi korban,” kata Ngatino yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PP KBI).
Sekretaris Yellow Clinic, dr Linda Lukitari, mengatakan sejak terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru, Yellow Clinic telah mengirimkan relawan petugas medis dan 3 ambulan untuk membantu korban bencana.
Menurutnya, bantuan dana sebesar Rp500 juta ini akan digunakan untuk pembelian bahan-bahan pokok makanan dan obat-obatan serta kebutuhan lainnya.
Mengingat Yellow Clinic sudah berpengalaman dalam menyalurkan bantuan korban bencana alam, jelas Linda, pihaknya akan langsung terjun ke lokasi masyarakat yang terkena dampak.
“Kami lebih fokus langsung ke masyarakat dengan melibatkan kepala desa karena di tempat-tempat pengungsian sudah pasti banyak bantuan yang diberikan. Jadi, mereka yang tidak berada di pengungsian bisa mendapatkan pasokan bahan-bahan makanan dan masyarakat yang sakit diberikan pelayanan kesehatan dan obat-obatan dari petugas medis Yellow Clinic,” ungkapnya.
Rencananya, relawan Yellow Clinic yang didirikan Airlangga Hartarto akan berada ďi lokasi bencana selama 14 hari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 39 orang meninggal akibat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
“Data korban jiwa per hari ini tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13 orang,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (9/12).
Menurut pria yang akrab disapa Aam itu, petugas di lapangan masih terus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal. Sedangkan untuk pencarian korban hilang, tim SAR gabungan menargetkan waktu enam hari ke depan dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
Selain itu, angka warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru meningkat. “Data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada Rabu (8/12) melaporkan penyintas berjumlah 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian,” tandasnya.