Perebutan Dua Sabuk Gelar Nasional Ramaikan One Pride Pro Never Quit Fight Night 31

JAKARTA, Indotimes.co.id – Ajang One Pride Pro Never Quit Fight Night 31 kembali meramaikan Tennis Indoor Senayan Jakarta, Sabtu (24/8) mendatang. Kali ini akan menampilkan pertarungan seru perebuatn dua sabuk gelar nasional kelas MMA kelas Terbang antara Suwardi kontra Jeremia Siregar, dan kelas Bulu MMA antara Hafid Nur Maradi ditantang Novian Hartanto.

Pertarungan seru bakal meramaikan partai utama sekaligus laga perebutan Sabuk Juara Nasional MMA Kelas Terbang One Pride antara Suwardi kontra Jeremia Siregar.

Sang jawara “Becak Lawu” Suwardi kembali tampil untuk pertahankan sabuk gelarn yang disandangnya. Ini merupakan laga yang ke-5 di One Pride Pro Never Quit, bagi Suwardi dalam mempertahkan sabuk juara.

Juara kelas terbang MMA ini dikenal sebagai petarung yang sukses membawa keahlian bela diri Pencak Silat Setia Hati Terate (PSHT) dan Brazilian Jiu Jitsu ke Arena One Pride.

Fighter asal Magetan, Jawa Timur ini berhasil menghentikan ketujuh lawannya di One Pride dengan kuncian. Keberhasilan itu menjadikan dirinya sebagai grappler unggulan di One Pride, bahkan berhasil menyelesaikan Erpin Syah dengan kuncian baru yang dinamakan oleh pendukungnya “Wardicana”.

Baca Juga:  INASGOC Ajak Anak Jalanan Dukung Asian Games 2018

Kali ini Suwardi akan kembali turun diatas Oktagon menghadapi sang penantang Jeremia Siregar. Jeremia bukanlah lawan yang mudah untuk ditaklukan Suwardi, petarung ini terkenal dengan ketangguhannya di atas Oktagon.

Setelah kalah di debut One Pride-nya, pegulat Jeremia Siregar nampak tak terbendung dengan 4 kemenangan berturut-turut. Jeremia sukses mengakhiri perlawanan semua lawannya sebelum bel terakhir berbunyi, termasuk kemenangan melawan Sutrisno yang juga pernah menantang gelar juara kelas terbang.

Jeremia berkesempatan naik sebagai pengganti petarung nomor satu kelas terbang Rama Supandhi, ketika Rama harus mundur karena cedera saat latihan.

Berbeda dari Rama, Jeremia memberikan tantangan yang berbeda bagi “Becak Lawu” – bukan sebagai grappler handal yang ahli mengejar kuncian, melainkan seorang pegulat yang mengendalikan lawannya dengan kekuatan yang luar biasa yang membutuhkan cara berbeda untuk ditaklukkan.

Pertarungan seru juga bakalan tercipta, saat Hafid Nur Maradi sang juara nasional MMA kelas bulu One Pride menghadapi penantang utamanya Novian Hartanto dalam partai perebutan gelar nasional sabuk kelas bulu. Sabuk Juara Nasional MMA Kelas Terbang One Pride

Baca Juga:  Ratusan Petenis Muda Indonesia Ikuti Gelaran Kesembilan Detec Open

Hafid telah mempersipkan diri secara maksimal untuk mempertahakan gelar keduanya ini. Apalagi jalan Hafid untuk menjadi juara kelas bulu penuh lika liku, sejak season pertama One Pride MMA yang dilakoninya.

Hafid harus berjibaku, melawati 3 pertarungan sengit untuk memperoleh sabuk juara kelas bulu MMA ini. Hafid juga terkenal sebagai submission wrestler yang andal di mana semua kemenangannya juga hasil dari kuncian sendi atau cekikan.

Kali ini kemampuan submission wrestling “The Avatar” akan diuji ketika ia berhadapan dengan ahli kuncian tertangguh yang akan dia hadapi selama karir MMAnya, yaitu Novian Hartanto.

Sang penantang Novian Hartanto memiliki potensi besar menjadi jawara, kemampuanya sudah ditengok para matchmaker sejak audisi perdana One Pride Pro Never Quit sebagai salah satu peraih nilai tertinggi.

Setelah debutnya di kelas ringan harus mengalami dua kekalahan dari para title contender, di kelas barunya dokter hewan ini menemukan sukses dan meraih 3 kemenangan berturut-turut.

Baca Juga:  Demi Cita-Cita ke F1, Qarrar Firhand Hijrah ke Itali, dilepas Bamsoet

Kali ini Novian akan tunjukan kemapuan terbaiknya pada pertarungan gelar di Fight Night 31, di mana dia akan melawan Hafid, yang tak lain adalah mantan rekan seperguruannya itu. Sekaligus membuktikan siapa yang terbaik di kelas bulu One Pride kali ini.

Pertarungan seru perebutan dua gelar Sabuk Juara Nasional MMA ini merupakan gelaran One Pride Pro Never Quit, Promotor MMA terbesar di Indonesia dengan lebih dari 200 laga per tahun serta menghadirkan 300 petarung yang berasal dari 50 klub yang tersebar di Indonesia.