Jajaki Peluang Bisnis Industri Plastik, MATRADE Gelar Virtual Immersion Mission Mid Tier Company  to Jakarta

JAKARTA, Indotimes.co.id – Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) berkomitmen dalam memperjuangkan keberlanjutan sebagai salah satu daya saing inti Perusahaan Tingkat Menengah Malaysia (MTC).

Menyadari meningkatnya permintaan akan bahan berbasis plastik yang berkelanjutan dan inovatif di Indonesia, MATRADE memprakarsai Virtual Immersion Mission Mid Tier Company to Jakarta (Indonesia),  yang berlangsung di Hotel JW Marriot, Kuningan Jakarta, Kamis (24/3).

Trade Comissioner Of Matrade Jakarta, Har Man Ahmad mengatakan kegiatan  ini digelar  bertujuan untuk menghubungkan perusahaan Malaysia dengan calon mitra bisnis dan pembeli di Indonesia, khususnya di industri plastik yang berkelanjutan dan inovati.

Menurutnya agenda utama dari program ini adalah pertemuan bisnis tatap muka perusahaan Malaysia dengan mitra dan importir Indonesia.

“Kebanyakan produk-produk  mereka ini tidak ada di Indonesia , sehingga kami perlu mengembangkan di sini (Indonesia),” ujar Har Man Ahmad,

Sebanyak lima MTC Malaysia yang merupakan produsen bahan berbasis plastik seperti resin dan film berpartisipasi dalam program ini. Karenanya MATRADE Jakarta, telah mengatur pertemuan bisnis untuk MTC, dengan importir potensial di Indonesia.

Selain itu, MATRADE Jakarta juga telah mengadakan sesi briefing dengan otoritas, asosiasi dan pemain plastik besar Indonesia selama acara immersion mission untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pasar Indonesia.

Di Malaysia, MATRADE telah menjadi pendorong bagi perusahaan Malaysia untuk mengutamakan kelestarian. Melalui inisiatif Sustainability Action Values for Exporters (SAVE) di bawah MATRADE mendorong eksportir Malaysia untuk menerapkan kebijakan keberlanjutan dan mematuhi semua praktik dalam bisnis dan operasi mereka.

Ini akan membekali perusahaan untuk menjelajah ke pasar yang memberikan fokus lebih besar pada Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) ke dalam prinsip-prinsip mereka melakukan pada bisnis internasional.

Pada pasar gabungan adalah bagian dari fase Go-to-Market di bawah Program Pengembangan Perusahaan Tingkat Menengah yang diprakarsai oleh MATRADE. Program ini memberikan bantuan pengembangan ekspor yang disesuaikan untuk mengubah Perusahaan Tingkat Menengah menjadi juara regional dan global.

Tahun ini menandai kedua kalinya acara tersebut diselenggarakan dalam format virtual. Tahun lalu, MATRADE telah menghubungkan Perusahaan Kelas Menengah Malaysia dari sektor fast moving and consumer goods (FMCG) dengan pemain e-commerce Indonesia.

Di Malaysia, MTC memainkan peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi negara. MTC didefinisikan sebagai perusahaan dengan pendapatan tahunan antara USD 12 juta hingga USD 120 juta di sektor manufaktur dan USD 5 juta hingga USD 120 juta di sektor jasa.

Hingga saat ini, sebanyak 275 perusahaan kelas menengah dari berbagai sektor seperti listrik & elektronik, ICT, suku cadang dan komponen otomotif, plastik, waralaba, minyak & gas dan makanan olahan telah berpartisipasi dalam Program Pengembangan Perusahaan Tingkat Menengah (MTCDP). sejak tahun 2014.

Sementara itu, Irma  Permata Sari, dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengatakan, tidak ada kesulitan bagi kalangan industri khususnya industri plastik yang inngin memasarkan produknya di Indonesia.

Namun tentunya produk dari industri tersebut harus memenuh persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana produk industri tersebut harus memiliki sertifikasi atas SNI, sebelum.memadarkan produk mereka.

“Kalau sudah memenuhi persyaratan untuk SNI produk manapun bisa dipasarkan di Indonesia. Proses untuk mendapatkan sertifikasi SNI juga tidak lama hanya 4-5 hari kerja saja, ujar Irma.

Sedang Wakil Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (IDUPI) Justin Wiganda, mengakui dengan adanya
pertemuan bisnis tatap muka ini, tentunya sangat membantu bagi kalangan industri plastik di Indonesia.

Selain mendapatkan masukan dan informasi penting soal peluang kerja sama antar industri plastik kedua negara, pihaknya juga bisa belajar dal.meningkatkan produk yang lebih baik dan lebih inovatif.

Justin menambahkan dengan anggota IDUPI yang mencapai 400 perusahaan di Indonesia, tentunya pengembangan pasar ke Malaysia juga sangat penting.

Namun sejauh ini pihak belum tahu pasti seberapa banyak industri plastik Indonesia yang sudah memasarkan produk mereka ke Malaysia.