Deklarasi 9 Ceketum Menyikapi Adanya Kejanggalan KLB PSSI

JAKARTA, Indotimes.co.id – Suasana kian memanas jelang berlangsungnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/11) pagi. Kondisi ditandai deklarasi sembilan calon ketua umum (Caketum) PSSI yang menilai jalannya KLB tidak fair.

Kesembilan Caketum PSSI itu adalah Fary Djemy Francis, Vijaya Fitriyasa, Yesayas Octavianus, Rahim Soekasah, Arief Putra Wicaksono, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernard Limbong dan Sarman El-Hakim. Mereka menilai banyak ketidak-beresan yang terjadi dengan KLB yang akan digelar PSSI tersebut.

Fary Djemy Francis selaku juru bicara para caketum, mengatakan mereka semua bersatu karena memiliki tujuan yang sama, menginginkan perubahan dalam tubuh PSSI. Untuk itulah mereka sepakat membuat 10 poin deklarasi dengan tema “PSSI Baru Menuju Perubahan”.

Menurut Fary, KLB PSSI yang akan menentukan kepengurusan baru periode 2019-2023 ini aneh.Selain tidak ada sosialisasi tata cara pemilihan di KLB PSSI, juga tidak adanya mediasi antara Caketum PSSI dengan voters untuk menyampaikan visi misi sebelum KLB PSSI digelar.

“Sebelumnya, Komite Pemilihan (KP) PSSI berniat mengadakan debat terbuka sebelum KLB PSSI digelar, namun tiba-tiba batal terlaksana. Untuk itu kami bersepakat mengajak voters bergerak hatinya untuk berjuang bersama dan berharap KLB PSSI berjalan sesuai keinginan bersama,”ujar Fary kepada awak media di Plaza FX, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

Fary juga menilai ada indikasi kuat operasi senyap dari beberapa oknum Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk memenangkan salah satu caketum PSSI di KLB PSSI kali ini.

Memang dari sembilan nama di atas, tersisa dua orang lagi yang tidak bergabung, yakni La Nyalla Mattalitti, dan M Iriawan alias Iwan Bule. La Nyalla sendiri sebelum nya secara terang-tenangan menarik diri dari pencalonan, karena dinilai KLB tidak sah.

Fary tidak menampik adanya dugaan permainan uang antara salah satu caketum dengan voters. “Jika sudah begini, maka federasi kita, PSSI, dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan dalam kondisi bahaya,” tandas Fary.
Fary menambahkan, hal ini akan semakin parah jika tidak ada perbaikan untuk menuju perubahan, dalam tubuh PSSI.

Apalagi terbukti ada anggota Exco PSSI saat ini adalah pelaku terdepan perusak sepak bola Indonesia. Tak mengherankan jika kompetisi dan timnas Indonesia tak pernah berprestasi.

“Untuk itu kami sembilan caketum PSSI yang berkomitmen kuat membangun sepak bola Indonesia, dan menginginkan PSSI baru menuju perubahan,” tegasnya.

Karena itu, Fary juga menghimbau kepada 86 voters PSSI untuk menggunakan hati nuraninya pada KLB PSSI kali ini, teruma dalam memilili ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco PSSI.

“Pemerintah juga harus membuka mata. Pemerintah sudah mengeluarkan rekomendasi tapi saya minta Pak Menpora (Zainudin Amali) untuk terus mengawal dan mengawasi KLB PSSI ini,” pungkas Fary.