CILACAP, Indotimes.co.id – PLN grup memberikan bantuan kapal bermesin listrik konversi, perangkat kontrol dan baterai kepada nelayan di Kabupaten Cilacap. Upaya ini merupakan bukti nyata PLN untuk mendorong masyarakat, khususnya nelayan untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir pada kesempatan tersebut mengapresiasi langkah inovatif yang dilakukan PLN. Menurutnya, kapal bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) ini bisa menjadi solusi masa depan, mengingat kapal bermesin bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu penyumbang emisi karbon yang cukup besar.

“Kebutuhan energi primernya dengan menggunakan listrik hanya 1/10 dari BBM. Kita sudah bisa memulai transisi energi dengan membangun ekosistemnya dari sekarang, tentunya harus didukung seluruh pihak,” kata Ganjar di Cilacap, Senin (14/8).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada kesempatan terpisah menjelaskan, PLN telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan mendorong berbagai inovasi konversi dari kendaraan berbasis BBM ke listrik. Konversi ini tidak hanya untuk mobil dan motor, tetapi juga untuk kapal.

“Dukungan PLN telah menciptakan ekosistem yang matang guna mengakselerasi transformasi sektor transportasi dari BBM yang berbasis impor dan tidak ramah lingkungan, ke energi listrik yang berbasis domestik yang lebih ramah lingkungan,” tutur Darmawan.

Darmawan memberikan gambaran perbandingan, emisi antara kendaraan BBM dan listrik yaitu, 1 liter BBM sama dengan 1,5 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg Co2 dan sedangkan emisi karbon 1,5 kWh listrik adalah 1,5 kg Co2.

“Artinya dengan beralih menggunakan listrik ini langsung berkontribusi pada pengurangan emisi,” ujar Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi menyampaikan, program konversi kapal ini juga bertujuan untuk mendukung terbentuknya ekosistem perikanan ‘hijau’ (green fishery), sekaligus sebagai langkah besar dalam proses mengembangkan sebuah ekosistem kendaraan laut berbasis listrik.

“PLN grup berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam membangun ekosistem kendaraan ramah lingkungan ini. Dimulai dari proses engineering desain dan suku cadang KBLBB, penyediaan ekosistem pengisian daya dan penukaran baterainya, instalasi dan konversi kapal nelayan, platform digital untuk sistem pengisian dayanya, termasuk operation & maintenance (O&M) juga dilakukan,” jelasnya.

Soffin menambahkan, pengembangan ekosistem tersebut juga akan mengakomodir kepentingan nelayan. Harga mesin kapal listrik akan dibuat ekonomis sesuai daya beli nelayan, selain itu juga akan didukung dengan tarif subsidi.

“Dalam mewujudkan hal ini, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dengan dukungan penuh dari Bapak Gubernur Jateng dan Ibu Penjabat Bupati Cilacap kami sangat yakin bahwa program ini akan berhasil. Terlebih lagi dengan akses dan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah maupun Pusat, sehingga hal ini dapat menarik para mitra untuk berinvestasi membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU),” ungkap Soffin.

Selain kapal listrik, PLN juga membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang, Teluk Penyu, Cilacap yang bisa digunakan untuk pengisian daya kapal-kapal listrik.

“Kini kami sedang mengembangkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum agar penggunaan kapal listrik lebih mudah dan bisa lebih masif,” ujar Soffin.