Menpora Gelorakan Kembali Semangat Sumpah Pemuda

JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri  pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menggelorakan kembali semangat Sumpah Pemuda yang dilakukan para tokoh pemuda Indonesia pada Kongres pemuda kedua tahun 1928. Upaya itu dilakukan Menpora dengan melakukan napak tilas pembacaan kembali Ikrar Sumpah Pemuda bersama para pemuda yang berada di 9 lokasi terpisah di dalam dan luar negeri, di Kantor Kemenpora Jakarta,  Jumat (27/10).

Kegiatan  video conference ini digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-89. Para peserta ikrar adalah para pemuda yang berasal dari 9 kegiatan unggulan bidang kepemudaan, yakni Pemuda Magang di Turki, Pemuda Lintas Agama di Merauke-Papua, Peserta Kirab Pemuda di Kota Padang Panjang-Sumatera Barat, Peserta Kirab Pemuda di Ternate-Maluku Utara, Peserta Pemuda Tani di Bulukumba-Sulawesi Selatan, Pemuda Manufaktur di Sleman-Yogyakarta, Pemuda Anti Narkoba di Tangerang-Banten, Pemuda Mandiri Membangun Desa di Mojokerto-Jawa Timur, dan Pemuda Pelopor di Lokasi Pemberian Penghargaan Kota Layak Pemuda di Padang-Sumatera Barat.

Menurutnya  kemajuan teknologi hari ini memungkinkan kita semua  melakukan kembali pembacaan ikrar ini secara bersama-sama, dengan menggunakan video conference yang menguatkan sekaligus membuktikan bahwa meski kita berbeda, meski kita jauh terpisah dari timur hingga barat dan utara selatan, di dalam dan luar negeri, namun jiwa kita masih sama, Indonesia.

“Kita akan terus menyerukan dan menggelorakan semangat berani bersatu terutama di kalangan anak muda,” kata Imam Nahrawi dihadapan ratusan para pemuda dari berbagai kelompok  yang hadir  di kantor Kemenpora.

Imam menilai bangsa ini lebih sering berselisih paham, mudah memvonis orang, mudah sekali terpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, menebar fitnah dan kebencian. Seolah-olah kita ini dipisahkan oleh jarak yang tak terjangkau, atau berada di ruang isolasi yang tidak terjamah, atau terhalang oleh tembok raksasa yang tinggi dan tebal hingga tidak dapat ditembus oleh siapapun.

“Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahim dan berinteraksi sosial. Sebetulnya, tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik,” jelas Imam.

Menpora menjelaskan Ikrar Sumpah Pemuda menjadi sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia, karena ikrar 71 orang pemuda inilah yang membuat 17 tahun kemudian lahir Proklamasi Kemenrdekaan Repubik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Menpora menambahkan Sumpah Pemuda dibacakan di arena Kongres Pemuda ke-2, dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Jika kita membaca dokumen sejarah Kongres Pemuda ke-2, kita akan menemukan daftar panitia dan peserta kongres yang berasal dari pulau-pulau terjauh Indonesia. Secara imaginatif sulit rasanya membayangkan mereka (para pemuda saat itu)  dapat bertemu dengan mudah.