Prof.Dr. Edie Toet Hendratmo Pimpin BAORI

JAKARTA, Indotimes.co.id – Badan Arbitrasi Olahraga Indonesia (BAORI) kini memiliki Ketua Umum yang baru. Hal itu menyusul terpilihnya Prof.Dr. Edie Toet Hendratmo dalam Rapat Anggota KONI Pusat di Hotel Sultan Jakarta, Rabu, (24/4). Pria kelahiran Semarang 27 Maret 1951 itu ditetapkan sebagai Ketua BAORI periode 2019-2023.

Pemilihan Ketua BAORI yang diikuti 27 KONI Provinsi dan 47 Induk Organisasi Cabang Olahraga (PB/PP) itu, terdapat tiga nama calon. Dua kandidat lainnya adalah Dr. Adi Sujatno SH dan Dr. Akhmad Muliyadi SH.

Namun dalam proses pemilihan itu, Edie mendapatkan 55 suara, unggul jauh atas dua kandidat lainnya. Dr.Adi Sujatno yang memperoleh 15 suara dan Dr.Akhmad Muliyadi, dengan 7 suara. Sementara satu suara tidak sah.

Berdasarkan peraturan, dua nama yang tak terpilih yakni Dr.Adi Sujatno dan Dr.Akhmad Muliyadi akan menjadi Wakil Ketua BAORI merangkan anggota. BAORI juga akan dilengkapi empat pengurus tambahan sehingga secara keseluruhan menjadi 7 orang.

Edie yang juga mantan Wakil Rektur UI dan Rektor Universitas Pancasila ini berjanji akan menjadikan BAORI sebagai lembaga peradilan olahraga nasional yang profesional, berwibawa dan menjamin rasa keadilan bagi semua pelaku olahraga di negeri ini.

Dengan berbekal sebagai Arbiter Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) 2019 hingga sekarang, Edie diyakni mampu mengemban tugas yang maha mulia itu.

Tak kurang dari Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman pun ikut menaruh harapan besar pada sosok pria yang hobi olahraga bulu tangkis, tenis dan golf ini.

”Bagi saya olahraga itu bukan sekedar menjaga kebugaran fisik belaka saja juga mengajari kita untuk selalu berjiwa sportif, jujur dan respek kepada orang lain. Begitu juga saya akan membawa BAORI ini,”tandas Edie.

Sebelumnya BAORI dipimpin oleh Sudirman. Namun Ketua Umum Pengurus Besar Muaythai Indonesia (PB.MI) itu diberhentikan melalui Musornalub 23 Nopember 2018 lalu di Hotel Sultan Jakarta.

Pemberhentian Sudirman sebagai Ketua BAORI dengan beberapa alasan diantaranya Sudirman tak mau melepaskan jabatan Ketua Pengurus Besar Muaythai Indonesia (PB MI). Selain itu, Sudirman dinilai tidak transparan dan tidak mampu menyusun kepengurusan dengan baik.